BeritaTerkini.Info - Direktur Eksekutif Kajian Kepresidenan Indonesia atau IPS Nyarwi Ahmad mengatakan calon presiden Prabowo Subianto menggunakan kampanye gemoy sebagai jalan pintas untuk menarik pemilih muda. Ketua Umum Partai Gerindra ini belakangan mendapat julukan "gemoy" karena kelakuannya di depan umum.
Nyarwi mengatakan, sebagian pemilih muda masih belum menjadikan ide sebagai faktor penting dalam menentukan pilihannya. “Inilah yang membuat saya berpikir, Prabowo memilih jalan pintas untuk membangun koneksi sepopuler mungkin di kalangan elektoral seperti itu,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu, 26 November 2023.
Kampanye gemoy, menurut Nyarwi, kemungkinan besar akan sangat efektif menjaring pemilih pemula. “Kemungkinan besar sangat efektif, bukan sekedar cukup efektif, kemungkinan besar sangat efektif,” kata dosen Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada itu.
Sementara itu, Nyarwi mengatakan, mengkampanyekan gagasan hanya akan efektif dalam kondisi demokrasi yang ideal. Katanya, hal itu membutuhkan pemilih yang berkualitas. “Tidak hanya elit saja yang memiliki kepemimpinan yang baik dalam demokrasi, tetapi juga pemahaman pemilih terhadap demokrasi dan kualitas pemilih itu sendiri,” ujarnya.
Namun, kata Nyarwi, diskusi kritis belum banyak berkembang di media sosial. Ia menilai pembahasan politik masih jauh dari persoalan substantif. “Yang lebih sering dibicarakan adalah hal-hal yang kekinian, seperti gemoy dan sebagainya,” ujarnya.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Cheryl Anelia Tanzil menjelaskan, istilah gemoy yang disandang Prabowo Subianto yang artinya menggemaskan merupakan sapaan sayang bagi para pendukungnya. Cheryl membantah julukan tersebut merupakan strategi kampanye yang diciptakan tim sukses.
“Bagi generasi muda, Pak Prabowo tampil di ruang publik seperti dirinya. Tampil berbeda dan autentik, yang mungkin tidak semua orang tahu sisi menggemaskannya, kata Cheryl dalam keterangan tertulis TKN di Jakarta, Sabtu, 18 November 2023.