BeritaTerkini.Info - Kabinet Merah Putih di bawah Presiden Prabowo Subianto mendatangkan tokoh-tokoh baru. Salah satunya adalah Widiyanti Putri Wardhana sebagai Menteri Pariwisata dan Ni Luh Puspa sebagai Wakil Menteri Pariwisata.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Kementerian Pariwisata, mereka akan dipimpin oleh seorang Menteri dan Wakil Menteri yang sama-sama perempuan.
Kedua tokoh ini kini menjadi tumpuan harapan bagi masa depan industri pariwisata Indonesia yang selama satu dekade terakhir menghadapi tantangan struktural, pandemi global, dan perubahan preferensi wisatawan internasional.
Maka, wajar saja jika publik menantikan gebrakan mereka dalam 100 hari pertama untuk memberikan sinyal positif bagi sektor yang dinilai sebagai penggerak ekonomi Indonesia.
Menghadapi Tantangan Kompleks di Lapangan
Sektor pariwisata Indonesia belum sepenuhnya pulih dari pandemi COVID-19. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2023 akan mencapai 7,4 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya namun masih jauh dari angka 16 juta kunjungan pada tahun 2019.
Angka ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih inovatif dan agresif untuk mengembalikan Indonesia sebagai destinasi utama di kawasan Asia Tenggara. Widiyanti Putri Wardhana dan Ni Luh Puspa dihadapkan pada beberapa tantangan besar, antara lain masalah konektivitas, diversifikasi destinasi, dan penguatan kualitas sumber daya manusia pariwisata.
Strategi Transformasi yang Diharapkan
Publik kini tengah menanti langkah konkret yang akan diambil Menteri Pariwisata Widiyanti dan Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dalam 100 hari pertama jabatannya. Fokus utama yang diharapkan adalah pengembangan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Presiden Prabowo telah menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur di destinasi pariwisata primer dan sekunder, peningkatan promosi pariwisata berbasis digital, dan pengembangan ekowisata yang melibatkan masyarakat lokal.
Pendekatan yang mengutamakan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah perlu diperkuat. Salah satu contoh yang dapat diadopsi adalah program “Village Tourism” di Thailand yang berhasil mendongkrak ekonomi lokal melalui keterlibatan masyarakat secara langsung.
Selain itu, strategi pemasaran berbasis digital yang lebih personal dan interaktif perlu diutamakan, mengingat tren wisatawan saat ini lebih mengandalkan rekomendasi digital dan media sosial.
Membangun Kembali Kepercayaan Wisatawan Global
Dalam dua tahun terakhir, Indonesia menghadapi berbagai krisis citra di sektor pariwisata, mulai dari bencana alam hingga masalah keamanan, sampah yang mencoreng kepercayaan wisatawan.
Langkah konkret yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas layanan, memperkuat narasi destinasi yang aman, nyaman, dan kaya akan pengalaman unik.
Negara seperti Jepang dan Selandia Baru berhasil menarik wisatawan global dengan strategi yang mengutamakan kualitas pengalaman wisata serta mengedepankan kebersihan dan keamanan.
Widiyanti Putri dan Ni Luh Puspa harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk membangun kembali narasi positif tentang pariwisata Indonesia.
Selain itu, kerja sama dengan pihak swasta dalam memfasilitasi investasi di bidang infrastruktur, perhotelan, dan sarana transportasi juga harus terus ditingkatkan. Tanpa langkah strategis tersebut, target 18 juta kunjungan wisman pada tahun 2025 akan sulit tercapai.
Kecerdasan Ekonomi dalam Pariwisata
Satu hal yang kerap terlupakan dalam pengembangan pariwisata adalah pendekatan berbasis ekonomi yang lebih cerdas. Kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 4,8% pada tahun 2022, dan angka tersebut masih jauh dari harapan.
Sektor pariwisata perlu didorong untuk menjadi lebih dari sekadar pemasok devisa negara, harus mampu menciptakan lapangan kerja, mendukung industri lokal, dan menjadi tulang punggung ekonomi berkelanjutan.
Langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja pariwisata menjadi kunci, termasuk pelatihan keterampilan digital, bahasa, dan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya lokal. Hal ini akan memberikan kesan yang mendalam kepada wisatawan tentang keunikan dan keramahtamahan Indonesia, yang telah lama menjadi daya tarik utama.